Biaya Produksi (Cost of Production)
BIAYA PRODUKSI (Cost of Production)
Biaya Produksi (Cost of Production) adalah biaya yang timbul dari suatu proses produksi perusahaan dalam membuat barang atau jasa yang akan di produksi atau dijual. Biaya Produksi juga biasa dikenal dengan istilah Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost). Biaya produksi merupakan salah satu biaya yang harus dipertimbangkan dengan matang.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga menganggap remeh dan tidak menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha. Namun sebaliknya, biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang tepat dan kalkulasi yang akurat ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya keuntungan bisnis yang diharapkan. Perhitungan biaya produksi terbilang cukup kompleks karena banyak sekali jenis komponen pengeluaran dalam perusahaan manufaktur.
PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PARA AHLI
- Biaya Produksi adalah biaya yang berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau beban pokok penjualan. Biaya produksi atau penjualan terdiri atas biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. (Kuswadi (2005:22))
- Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output atau dengan kata lain yaitu nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output. (Suherman Rosyidi (2003:333))
- Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik. (Amin Widjaya Tunggal (1993:1))
- Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu dijual. (Abdul Halim (1988:5))
Mengetahui jumlah biaya produksi yang timbul merupakan langkah penting yang harus dilakukan seorang manajer perusahaan. Mengapa? Dengan mengetahui biaya yang timbul dari tiap alur produksi perusahaan, manajer dapat mengambil keputusan-keputusan krusial untuk mengoptimalkan proses produksi, mengatur jadwal pengiriman barang dan berbagai aktivitas produksi umum lainnya sehingga proses produksi diharapkan dapat berjalan lebih efisien dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Kegiatan manajer dalam menganalisis proses dan biaya produksi juga berguna untuk penetapan harga jual produk agar sesuai dengan margin yang diharapkan. Sebagai contoh, manajer suatu kafe atau jenis usaha lainnya akan selalu melacak dan meneliti harga bahan baku terkait dengan produk-produk yang dijual. Jika suatu waktu harga bahan baku meningkat dan memengaruhi Biaya Produksi, maka manajer mempunyai opsi menaikkan harga jual produk atau menekan unsur biaya produksi lainnya.
MACAM-MACAM BIAYA PRODUKSI
Pendekatan dalam perhitungan biaya produksi dapat di lihat dari keperluannya, jika perhitungan Biaya Produksi untuk penentuan Harga Pokok Produksi atau untuk menyusun Budget Produksi, maka pengelompokan biaya berdasarkan :
- Biaya Langsung
- Biaya Tak Langsung
- Biaya Overhead
Biaya langsung (Direct Cost) yaitu biaya yang dikeluarkan berhubungan langsung dengan proses produksi. yang termasuk Biaya langsung adalah :
- Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials) adalah Biaya kebutuhan Bahan Baku (Material) yang diperlukan untuk proses produksi yang pemakaiannya dirasa sangat signifikan dari bahan jadi.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung (Labour Direct) adalah Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi dan upahnya biasanya berhubungan dengan unit yang dihasilkan.
- Biaya Overhead Pabrik Langsung Departemen merupakan biaya yang ada pada suatu departemen serta manfaatnya hanya bisa dirasakan oleh departemen tersebut.
Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) yaitu biaya yang dikeluarkan tetapi tidak berhubungan langsung dengan proses produksi
- Biaya Bahan Baku Tidak Langsung (InDirect Materials) adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku yang diperlukan untuk bisa menyelesaikan suatu produk tapi, skala pemakaiannya cenderung lebih kecil. Untuk itu, bahan baku ini akan sulit untuk dinilai apabila hanya dengan menggunakan skala per unit produk.
- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Labour Indirect) adalah Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Seperti Mandor, Manager, Tenaga Administrasi dan sejenisnya.
- Biaya Overhead Pabrik Tidak langsung Departemen merupakan biaya yang manfaatnya bisa dirasakan departemen terkait dan departemen lainnya.
Biaya overhead pabrik berbeda-beda tergantung dari jenis perusahaannya. Biaya overhead pada perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan manufaktur. Contoh biaya overhead meliputi biaya sewa, asuransi, utilitas, peralatan kantor, dan sebagainya. Beberapa manfaat yang diperoleh dari adanya BOP ini meliputi:
- Menentukan Harga Secara Tepat
- Mengetahui Rincian Alokasi Biaya
- Mengawasi Pengeluaran Biaya
Untuk semua kasus BOP, semakin rendah persentasinya, maka semakin efektif juga bisnis dalam memanfaatkan sumber daya. Nilai bisnis dapat diukur dengan ragam faktor termasuk perhitungan laiknya profitabilitas serta persentase BOP.
Sedangkan pembagian Biaya untuk keperluan Analisis Biaya Produksi adalah :
Biaya Total (Total Cost / TC), adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang.
TC = TFC + TVC
Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost / ATC), adalah biaya total produksi tiap unit nya.
ATC = (TFC + TVC)/Q
Q (Quantity) adalah jumlah barang yang di produksi
Biaya Tetap (Fixed Cost / FC) atau Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC), adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah barnag yang di produksi
Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost / AFC), adalah biaya tetap produksi tiap unit nya.
AFC = TFC / Q
Biaya Variabel (Variable Cost / VC) atau Biaya Total Variabel (Total Variable Cost / TVC), adalah biaya yang besarnya sesuai dengan jumlah barang yang di produksi.
TVC = AVC x Q
Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost / AVC), adalah besarnya boaya variabel dari tiap unit barang yang di produksi.
AVC = TVC / Q
Biaya Marginal (Marginal Cost / MC), adalah biaya tambahan yang dikeluarkan saat memproduksi satu unit produk tambahan. Biaya Marginal ini menunjukan tingkat dimana total biaya suatu produk berubah ketika produksi meningkat satu unit. Tujuan dari menganalisis biaya marjinal ini adalah untuk menentukan pada titik apa suatu perusahaan dapat mencapai skala ekonomisnya.
Tujuan utama dari dilakukannya analisa biaya marjinal adalah untuk menentukan dalam titik mana sebuah perusahaan mampu mencapai skala ekonomi, yang merupakan nilai keuntungan yang didapat saat produk menjadi lebih efisien. Hal ini dilakukan untuk bisa memaksimalkan sistem operasional secara menyeluruh.
MC = Δ TC / Δ Q
Keterangan :
MC = Biaya Marginal
Δ TC = Perubahaan pada Total Biaya
Δ Q = Perubahaan pada Jumlah Output
Contoh Perhitungan Biaya Marginal (Marginal Cost)
Perusahaan SAKURA mengeluarkan biaya sebanyak Rp. 300 juta untuk menghasilkan 1000 unit kipas angin. Pada saat jumlah produksi mencapai 2000 unit, perusahaan mengeluarkan biaya sebanyak Rp. 500 juta untuk memproduksinya. Berapakah Biaya Marjinal atau Marginal Cost (MC) pada produksi kipas angin ini?
Diketahui :
Δ TC = Rp. 200 juta (hasil dari Rp. 500 juta – Rp. 300 juta)
Δ Q = 1000 unit (dari dari 2000 unit – 1000 unit)
Penyelesaiannya :
MC = Δ TC / Δ Q
MC = Rp. 200.000.000 / 1000
MC = Rp. 200.000
Jadi Biaya Marginal produksi kipas angin tersebut adalah Rp. 200.000,- yang artinya adalah Total Biaya meningkat Rp. 200.000,- dengan produksi satu kipas angin tambahannya.
Untuk contoh perhitungan Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel akan di bahas secara lengkap pada pembahasan Break Even Point (BEP)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih