Jumat, 02 November 2018

Rencana Penjualan (Budget Penjualan)



Rencana Penjualan  (Budget Penjualan)

Dalam membuat rencana penjualan perusahaan, cara yang efektif adalah dengan membuat Anggaran Penjualan atau Budget Penjualan (Sales Budget).

Budget Penjualan adalah budget yang merencanakan secara terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang  jenis (kualitas) barang, jumlah (kuantitas) barang, dan harga barang yang akan dijual, serta waktu dan tempat (daerah) penjualannya.

Kegunaan Budget Penjualan :
1. Secara Umum
  • Sebagai pedoman kerja
  • Sebagai alat pengkoordinasian kerja
  • Sebagai alat pengawasan kerja
2. Secara Khusus
Sebagai dasar penyusunan semua budget-budget dalam perusahaan karena budget penjualan harus di susun paling awal daripada budget-budget yang lain.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun Budget penjualan, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Faktor-Faktor Internal, yaitu data, informasi dan pengalaman yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti :
  • Penjualan pada tahun-tahun yang lalu meliputi jenis, jumlah, harga, waktu dan tempat penjualannya
  • Kebijakan perusahaan seperti penetapan harga jual, media promosi yang dipilih, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya
  • Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan
  • Tenaga kerja yang tersedia
  • Modal kerja yang dimiliki perusahaan
  • Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
2. Faktor-Faktor Eksternal, yaitu data, informasi dan pengalaman yang diperoleh dari luar perusahaan itu sendiri, seperti :
  • Tingkat penghasilan masyarakat
  • Kebijakan pemerintah
  • Keadaan persaingan di pasar
  • Posisi perusahaan dalam persaingan
  • Tingkat pertumbuhan penduduk
  • Keadaan perekonomian nasional
  • Kemajuan teknologi
Cara Melakukan Penaksiran (forecasting)
Suatu budget dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran (forecasting) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehinga tidak jauh berbeda dengan realisasi nantinya. Khususnya penaksiran tentang jumlah barang yang akan dijual beserta harganya, disertai dengan jenis produk, waktu dan tempat penjualannya.
Menurut sifatmya metode untuk melakukan penaksiran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Bersifat Kualitatif (non statistical method atau opinion method), yaitu cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran semacam ini mempunyai kelemahan yaitu bahwa pendapat seseorang yang sering cenderung subyektif daripada obyektif. Sehingga hasil taksirannya diragukan keakuratannya.
Beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif :
  • Pendapat konsumen
  • Pendapat Pimpinan
  • Pendapat Lembaga Penyalur
  • Pendapat Para Ahli
2. Bersifat Kuantitatif (statistical method), yaitu cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Dengan harapan hasil penaksiran dapat lebih obyektif. Namun metode ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mengukur hal-hal yang bersifat kualitatif seperti : selera konsumen, kebiasaan konsumen, pola pikir masyarakat dan sebagianya.
Adapun cara penaksiran yang bersifat kuantitatif antara lain :
a. Berdasarkan pada data historis dari satu variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir, seperti :
  • Metode trend bebas (free hand method)
  • Metode trend setengah rata-rata (semi average method)
  • Metode trend moment (moment method)
  • Metode trend least square (lesat square method)
  • Metode kuadratik (parabolic method)
b. Berdasarkan data historis dari variabel yang akan ditaksir (variabel terikat) serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain (variabel bebas) yang di duga memiliki pengaruh yang signifikan (cukup kuat) terhadap perubahan/perkembangan dari variabel yang akan ditaksir.
Cara penaksiran seperti ini misalnya :
  • Metode Regresi Tunggal (sederhana), dimana penaksiran hanya menggunakan satu variabel bebas  dan satu variabel terikat.
  • Metode Regresi Berganda (multiple regression), dimana penaksirannya mengunakan 1 variabel terikat dan menggunakan lebih dari 1 variabel bebas.
c. Metode penaksiran statistika (trend ataupun regresi) yang diterapkan pada berbagai analisis khusus, misalnya :
  • Analisis Industri atau Analisis Market Share
  • Analisis Jenis-Jenis Produk Yang Dihasilkan Perusahaan (product line)
  • Analisis Pemakai Produk Akhir (end user analysis)
Karena penaksiran (forecasting) yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif memiliki kebaikan dan kelemahan masing-masing, maka dalam penggunaannya, cara penaksiran yang bersifat kuantitatif dipakai sebagai metode penaksiran yang pokok (utama) sedangkan penaksiran yang bersifat kualitatif dipergunakan sebagai pelengkap.

Dalam blog ini yang akan dibahas hanya tentang cara analisis mempergunakan Metode Trend Moment dan Metode Least Square saja.

METODE TREND MOMENT
Rumus yang dipergunakan :



dimana :


Keterangan :
Y' = nilai trend
Y = data historis
X = parameter penganti waktu (tahun)
n = jumlah data

Ilustrasi :

Diketahui data historis tentang harga dari sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :

Tahun
Harga
2009
4.660
2010
4.680
2011
4.590
2012
4.710
2013
4.740
2014
4.750
2015
4.700
2016
4.780
2017
4.800
Jumlah
42.480

Teknik penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

Tahun
Harga
(Y)
(X)
(XY)
(X2)
2009
4.660
0
0
0
2010
4.680
1
4.680
1
2011
4.590
2
9.180
4
2012
4.710
3
14.130
9
2013
4.740
4
18.960
16
2014
4.750
5
23.750
25
2015
4.700
6
28.620
36
2016
4.780
7
33.460
49
2017
4.800
8
38.400
64
Jumlah
42.480
36
171.180
204








Dengan menerapkan rumus di atas maka dapat di hitung :

  42.480 =   9a +   36b     --> persamaan pertama ( x4 )
171.180 = 36a + 204b     --> persamaan kedua ( x1 )

169.920 = 36a + 144b
171.180 = 36a + 204b
---------------------------
  - 1.260 = - 60b
           b = 21

Setelah diketahui nilai b = 21, selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan pertama :

42.480 = 9a + 36(21)
42.480 = 9a + 756
       9a = 41.724
         a = 4.636

Jadi fungsi garis lurus yang dicari (diperoleh)  adalah :

Dengan diketahui fungsi nya maka dapat dipergunakan untuk menaksir harga tahun 2018 yaitu :

nilai X untuk tahun 2018 adalah 9, maka :




Jika dibuat grafik untuk membandingkan antara HARGA RIIL dengan HARGA FORECAST adalah seperti di bawah ini :




METODE LEAST SQUARE
Metode ini sebenarnya sama dengan metode trend moment, perbedaannya hanya perlakuan terhadap nilai parameter X. Dimana jumlah parameter X diusahakan sedemikian rupa sehingga sama dengan nol. atau

Sehingga rumus dengan metode least square menjadi lebih sederhana, yaitu :






maka dengan metode trend least square akan terlihat sebagai berikut :
Tahun
Harga
(Y)
(X)
(XY)
(X2)
2009
4.660
-4
- 18.640
16
2010
4.680
-3
- 14.040
9
2011
4.590
-2
- 9.180
4
2012
4.710
-1
- 4.710
1
2013
4.740
0
0
0
2014
4.750
1
+ 4.750
1
2015
4.700
2
+ 9.540
2
2016
4.780
3
+ 14.340
9
2017
4.800
4
+ 19.200
16
42.480
0
1.260
60

contoh di atas adalah apabila data historis berjumlah ganjil, jika data historis berjumlah genap maka susunan parameter X akan sedikit berbeda tetapi tetap berpedoman bahwa jumlah paramater X sama dengan nol

Tahun
Harga
(Y)
(X)
(XY)
(X2)
2008
4.670
- 9
- 42.030
81
2009
4.660
- 7
- 32.620
49
2010
4.680
- 5
- 23.400
25
2011
4.590
- 3
- 13.770
9
2012
4.710
- 1
- 4.710
1
2013
4.740
+ 1
+ 4.740
1
2014
4.750
+ 3
+ 14.250
9
2015
4.700
+ 5
+ 23.500
25
2016
4.780
+ 7
+ 33.480
49
2017
4.800
+ 9
+ 43.200
81
47.150
0
2.620
330

selanjutnya selesaikan sendiri




0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih