Imam Syafi’i Rahimahullah

Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.

Aristoteles, Filsuf

Akar dari pendidikan memang pahit, tapi buahnya manis.

Nelson Mandela

Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.

Shakuntala Devi, Penulis

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Malcolm X, Aktivis Muslim AS

Pendidikan adalah paspor untuk masa depan, untuk hari esok yang dimiliki oleh mereka yang mempersiapkannya hari ini.

Selasa, 30 Juli 2019

Peluang Usaha (Business Opportunities)


PELUANG USAHA (Business Opportunities)

Apakah Anda termotivasi untuk berwirausaha? jangan terburu-buru terjun kelapangan. Kita harus berpikir secara matang dan cermat supaya kita tidak berhenti di tengah jalan. Sama seperti orang yang termotivasi untuk berpetualang, tanpa memahami peta dan medan yang akan dilalui, dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi? Tentunya kita akan bingung di tengah jalan karena konsep yang tidak matang.

Pada kenyataannya, dilapangan banyak orang terburu-buru untuk terjun langsung ke lapangan tanpa berpikir dengan matang, karena merasa mereka mempunyai produk yang canggih, punya modal, dan berani atau nekat, yang pada akhirnya mereka mendapatkan kegagalan, trauma dan depresi.

Kata “Peluang Usaha” terdiri dari dua kata, yaitu; Peluang yang artinya kesempatan, dan Usaha yang artinya upaya dengan berbagai daya untuk mencapai tujuan atau sesuatu yang diinginkan.
Secara sederhana, pengertian peluang usaha adalah kesempatan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan (keuntungan, uang, kekayaan) dengan cara melakukan usaha yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki.

Peluang usaha merupakan sebuah kemungkinan yang dipengaruhi oleh gagal atau suksesnya sebuah usaha yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Yang dapat diartikan juga sebagai ukuran prospek dari sebuah usaha yang dijalankan.

Dalam prospek di sini artinya sebuah prediksi kuantitaif dari usaha yang dijalankan dapat dari segi jumlah produk dan juga hasil penjualan dari usaha yang dijalankan. Jadi pengertian peluang usaha dalam kewirausahaan ialah sebuah kesempatan yang harus dan bisa dimanfaatkan oleh seorang pemilik bisnis atau wirausaha demi mendapatkan suatu tujuan tertentu yang diinginkan.
Maka dari itu, definisi peluang usaha adalah suatu kesempatan yang datang, menjadikan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Atau dapat pula diartikan sebagai kesempatan yang muncul di waktu tertenu yang dapat memberikan kesempatan besar untuk mendapatkan keuntungan apabila dalam kesempatan tersebut dilakukan suatu perbuatan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.

Pengertian Peluang Usaha Menurut Para Ahli 

1. Menurut Arif F. Hadiparanata
Peluang usaha merupakan sebuah resiko yang harus diambil dan dihadapi untuk mengelola dan mengatur segala urusan yang ada hubungannya dengan finansial.
2. Menurut Thomas W. Zimmerer
Peluang usaha merupakan sebuah terapan yang terdiri dari kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan melihat kesempatan yang dihadapi setiap hari.
3. Menurut Robbin and Coulter
Peluang usaha merupakan sebuah proses yang melibatkan invidu atau kelompok yang menggunakan usaha dan sarana tertentu untuk menciptakan suatu nilai tumbuh guna memenuhi sebuah kebutuhan tanpa memperhatkan sumber daya yang digunakan.
4. Menurut Dr. D.J. Schwartz
Cara memanfaatkan peluang usaha/bisnis menurutnya ialah:
  • Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa atau tak perlu dicoba dari khasanah pikiran dan khasanah bicara.
  • Jangan hadir lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran wiarusahawan. Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar, tradisi lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha ialah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
  • Setiap hari bertanyalah kepada diri sendiri, “bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik?”.
  • Bertanya dan dengarkanlah, dengan bertanya dan mendengarkan maka wirausahawan akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat.
  • Perluas pikiran anda, bersemangatlah, bergaullah dengan orang-orang yang dapat membuah anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.
5. Menurut KBBI
Peluang usaha terdiri dua kata yaitu “peluang” dan “usaha”, peluang yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Opportunity memiliki arti sesuai dengan KBBI ialah kesempatan.
Peluang usaha ini menjadi hal yang paling krusial sebelum membuka bisnis. Bahkan kita sudah harus memikirkan beberapa langkah ke depan soal seberapa langgeng life span peluang usaha yang kita bidik. Faktanya kebanyakan calon pebisnis lebih memikirkan apa yang sedang tren sekarang. Akhirnya, saat pasar mudah sekali jenuh mereka mengalami kerugian besar.

Ciri-Ciri Peluang Usaha yang Potensial
Ada banyak peluang usaha di sekitar kita, namun tidak semuanya punya potensi yang menguntungkan untuk jangka panjang. Berikut ini adalah beberapa ciri peluang usaha yang potensial:
  1. Punya nilai jual
  2. Bukan sekedar ambisi, tapi sifatnya riil
  3. Bisa bertahan lama dan berkelanjutan
  4. Bukan bisnis musiman
  5. Skala usaha bisa diperbesar
  6. Modal memulainya tidak terlalu besar
  7. Bisnis tersebut profitable
Ciri-Ciri Peluang Usaha Yang Baik
Sedangkan ciri-ciri peluang usaha yang baik yaitu sebagai berikut:
  1. Peluang usaha tidak meniru orang lain tetapi asli hasil riset dan pemikiran diri sendiri
  2. Peluang harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan di pasar
  3. Adanya keyakinan dapat mewujudkannya
  4. Peluang itu harus sesuai dengan kehendak
  5. Kelayakan usaha tersebut telah teruji
  6. Adanya rasa senang apabila menjalankannya
Faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Inspirasi Peluang Usaha
Faktor Internal
Adalah faktor yang bersumber dari dalam/diri sendiri antara lain:
  1. Wawasan atau pengetahuan yang ada pada diri sendiri
  2. Pengalaman pada dunia bisnis atau usaha
  3. Pengalaman dan kemampuan ketika menyelesaikan suatu masalah
  4. Kemampuan atau pemahaman terhadap sesuatu atau situasi kondisi
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar antara lain:
Masalah yang muncul dan dihadapi dan belum terselesaikan
  1. Kesulitan dalam mencari solusi masalah
  2. Pemikiran yang baik untuk membuat sesuatu yang baru dari suatu kondisi
  3. Keperluan yang belum tercapai atau terpenuhi untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Sumber Peluang Usaha
Suatu peluang usaha memiliki sumber-sumbernya yang bisa membangkitkan semangat berusaha, yaitu diantaranya:
Diri Sendiri
Peluang usaha yang mempunyai potensial tinggi adalah bersumber dari diri sendiri, seperti dari hobi, keahlian pengetahuan dan dari riset atau pengamatan lingkungan. Alasan mengapa peluang yang baik datang dari diri sendiri karena:
  • Untuk menjalankan usaha haruslah konsisten dan memiliki komitmen
  • Untuk menjalankan usaha memerlukan proses yang panjang, sampai usaha tersebut sukses
  • Untuk menjalankan usaha butuh terus mencoba dan pantang menyerah, dengan didukung kreativitas dan juga mempunyai pengetahuan yang mencukup untuk meraih keberhasilan
Dari Lingkungan
Terdapat banyak sumber peluang usaha yang diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti:
  • Usaha yang dimiliki orang tua yang terus dikembangkan, menjadikan semakin besar dan luas
  • Di lingkungan sekitar rumah
  • Kebiasaan diri sendiri
Dari Konsumen
Permintaan, keluhan, saran atau harapan konsumen pada barang atau jasa di pasar dapat menjadi sumber ide untuk menciptakan usaha.

Dari Perubahan Yang Terjadi
Peluang usaha bisa muncul dari berbagai perubahan lingkungan apabila orang tersebut dapat membaca situasi untuk dijadikan peluang usaha.

Acapkali seseorang berhasrat untuk mendirikan usaha baru karena didorong oleh adanya kesempatan dan peluang yang membentang di hadapannya dan juga karena memiliki impian dan optimisme yang berlebihan. Sebelum mengambil peluang dan kesempatan perlu untuk seseorang yang ingin berwirausaha melakukan evaluasi secara cermat atas kesempatan dan peluang yang ada.

Menurut Bygrave (1994), ada tiga komponen utama yang sebaiknya diteliti dan dievaluasi bagi seseorang yang ingin sukses membuka usaha baru (dalam Echdar, 2013: 58):

  • The opportunity: apakah kesempatan yang ada mampu kita tangkap dan jalankan dikemudian hari,
  • The Entrepreneur (and management team): apakah kita mampu menjadi wirausaha dengan membentuk managemen tim yang solid,
  • The resources needed to start the company and make it grow: apakah sumber-sumber daya yang kita butuhkan mampu kita sediakan. Minimal sumber daya manusia, bahan baku, dan modal.

Ketiga hal ini dapat menjadi kunci utama unutk menentukan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam menjalankan bisnis atau usahanya.

Strategi menangkap peluang
Untuk mengidetifikasi peluang-peluang berkaitan dengan kewirausahaan, maka tahapan strategi yang perlu dilakukan adalah:
  1. Penilaian lingkungan (eksternal dan internal); SWOT (Strength, weakness, opportunities, dan threat). Analisis SWOT dilakukan tentunys terhadap usaha kita maupun perusahaan kompetitor.
  2. Penilaian organisasi: apakah perusahaan mampu menciptakan keunggulan bersaing.
  3. Strategi berbasis biaya: setiap produk atau jasa dapat diproduksi dengan biaya seefisien mungkin, sehingga dlm penetapan harga dapat bersaing.
  4. Strategi berbasis diferensiasi: mampu menghasilkan berbagai diferensiasi.
  5. Strategi hasil: menghasilkan laba sesuai target, pangsa pasar meningkat, meningkatkan kepuasan pelanggan, kelangsungan hidup perusahaan berlanjut.
Strategi memilih jenis usaha
Dalam memulai usaha ada baiknya jika seseorang memiliki strategi yang matang dalam memilih jenis usaha. Adapun beberapa strategi dalam memilih usaha:
  1. Pilih usaha yang disukai;  sangat baik jika kita tahu apa yang menjadi kesukaan atau kegemaran kita. Dapat dikembangkan sebuah usaha dari hobi atau kesukaan, agar dalam bekerja tidak ada rasa tertekan tapi dapat menikmati setiap prosesnya.
  2. Lebih baik memulai usaha dari yang kecil terlebih dahulu; walaupun dalam hal kemampuan modal dan kemampuan diri tinggi, namun ada baiknya jika kita memulai usaha dari yang kecil. Karena ada proses yang akan kita lewati dari setiap proses bisnis. Pembelajaran dalam setiap proses membatu kita untuk mengelola kemungkinan resiko yang akan muncul di masa depan.
  3. Jangan pilih usaha musiman; lebih baik berusaha dengan peluang berkembang bukan karena musim atau tren yang ada, namun karena kebutuhan yang terus-menerus bukan karena musim saja.
  4. Bisnis waralaba; usaha waralaba bisa menjadi jalan pintas karena tidak repot dengan format bisnis atau sistem, tidak memerlukan waktu lama untuk memperkenalkan produk dan umumnya tidak direpotkan dalam pembuatan produk.
Penyebab utama kegagalan menangkap peluang usaha
  • Berbagai penyebab utama kekagalan mengkap peluang usaha, diantaranya adalah:
  • Semangat pada awal memulai usaha dan menjadi loyo diperjalanan usaha hingga akhirnya menyerah untuk berbisnis.
  • Sekedar Ikut-ikutan usaha atau sekedar tren. Dalam berusaha seringkali kita menjadi orang yang hanya ikut-ikutan teman, atau tren yang sedang berkembang, tanpa menyesuaikan dengan kemampuan yang dimilki.
  • Kurang dedikasi; tidak sepenuh hati mengerjakan usaha yang dibangun.
  • Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang buruk; perencanaan penting dilakukan untuk membantu mengarahkan pengeluaran yang akan terjadi. Terkadang kita sering keluar dari rencana yang telah dibuat. Ingat bahwa perencanaan yang baik harus didukung dengan tindakan yang terarah mengikuti rancangan yang dibuat, jangan menyimpang dari perencanaan awal.
  • Pengalaman manajemen usaha yang buruk, kurang disiplin, tidak terencana dan tidak tersistem.
  • Lokasi usaha yang tidak strategis, seringkali memilih lokasi secara asal-asalan.
  • Kurang konsisten dan teliti dalam pengendalian bisnis
  • Tidak tegas dalam manajemen utang
  • Kurang meyakini bahwa usaha dapat berhasil dan kurang percaya diri.
Beberapa faktor penting wajib diperhatikan agar sebuah usaha bisa memiliki umur panjang. Salah satu diantaranya adalah dengan melakukan serangkaian analisis seperti berikut ini :
Analisis Partial
Analisa ini juga disebut dengan Analisis Partial Budgeting yang dipakai untuk mengukur sejumlah perubahan dalam dunia usaha. Biasanya variabel yang diteliti hanya yang kemungkinan berubahnya tinggi seperti biaya produksi, penerimaan dan keuntungan.
Ini penting untuk mengukur potensi peningkatan keuntungan dan kerugian usaha. Kasarannya calon pemilik usaha harus melakukan proyeksi anggaran dulu supaya ke depan berbagai macam kerugian dan hambatan bisa ditekan.
Analisis Komprehensif
Dalam pengertian peluang usaha, analisa komprehensif sangat perlu. Analisa ini dilakukan secara menyeluruh. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Kelayakan Produk
Produk harus dipastikan memenuhi standar pasar. Kalau kita ingin menjual gudeg kemasan misalnya, ketahanan gudeg, rasa setelah diawetkan dan juga kemasannya juga sangat penting. Dilain pihak, analisa kelayakan produk ini penting bila Anda ingin menentukan daya tarik calon pelanggan. Ini juga bisa digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi sumberdaya demi keperluan produksi.
Yang terpenting cari data dari konsumen secara langsung, apa yang mereka inginkan dan apa sebenarnya yang belum terpenuhi. Sisi produksi juga harus dilihat, seberapa sulit dan sebarapa banyak bahan yang dibutuhkan. Hal ini sering diidentikan dengan usability testing dan concept testing yang membahas tentang ide, pangsa pasar, deskripsi barang, benefit produk untuk konsumen, karakter yang membedakan produk dengan lainnya derta distribusi pemasannya.
Cara mudah untuk melakukan tes ini adalah dengan membuat sejumlah kecil produk dan meminta kolega dan orang terdekat untuk mencobanya kemudian melakukan evaluasi. Lebih baik tidak usah diberi tahu kalau ini produk Anda supaya mendapatkan komentar jujur.
2. Kelayakan Industri
Nilai seluruh tampilan produknya. Pahami juga kemungkinan lain seperi kompetitor yang siap menyalip produk Anda baik ini pendatang baru atau yang sudah lama. Selain itu, daya tawar pembeli dan juga daya tawar pemasok menjadi hal penting.
Karakteristik industri yang menarik memiliki faktor; 1) bisa tumbuh dan besar,  2) Dibutuhkan konsumen, 3) Industry masih muda 4) Margin yang besar dan 5) Pesaing masih sedikit.
Tapi tidak sedikit sebuah produk berhasil mengalahkan kompetitor karena mereka membuat inovasi cemerlang.
3. Kelayakan Organisasi
Dalam hal ini Anda harus memikirkan hal-hal seperti; keahlian menejemen, kompetensi organisasi Anda mulai dari karyawan hingga menejer dan juga apakah Anda punya sumberdaya manusia yang cukup.
4. Keuangan
Untuk menentukan peluang usaha yang pas, analisis keuangan tentu saja perlu. Seberapa banyak uang kas yang dibutuhkan? Kinerja keuangannya seperti apa? Apakah dengan bisnis ini ada kemungkinan keuntungan bertambah?
Untuk seorang pebisnis pemula, memahami pengertian peluang usaha sangatlah penting. Ada banyak sekali peluang usaha di luar sana. Namun apakah semua menguntungkan? Tergantung.
Banyak sekali penjual nasi pecel, penjual sepatu, kerudung dan sebagainya. Akan tetapi dengan berjubelnya pedagang seperti ini tentu saja mereka memiliki penghasilan yang berbeda. Ini disebabkan oleh banyak faktor.
Bisa saja salah satu melakukan analisa secara mendalam sebelum membuka bisnis, dan yang lainnya hanya sekedar memberi margin kemudian menjualnya begitu saja. Intinya asal untung.

Banyak orang yang berpikir berulang kali untuk memutuskan menjadi seorang wirausahawan. Bagaimana tidak, Anda harus membangun sistem, memikirkan pengadaan produk yang hendak dijual, membangun sistem pemasaran, mengurusi banyak hal lainnya yang memusingkan, tapi masih harus dihadapkan dengan resiko merugi.

Bandingkan dengan seorang pegawai atau karyawan yang pekerjaannya sudah baku sesuai dengan SOP (Standard Operation Procedure) perusahaan, dan pastinya mendapatkan penghasilan tetap serta fasilitas lainnya. Perlu kita sadari bahwa ketika memutuskan menjadi seorang wirausahawan, maka Anda sudah maju satu langkah lebih baik dibandingkan mereka yang tidak punya niat untuk memiliki bisnis sendiri.

Bagaimana Menjadi Seorang Wirausahawan?

Peluang wirausaha selalu terbuka bagi siapapun yang memiliki niat, minat, serta keuletan. Kita tidak mungkin sukses menjalani kehidupan berwirausaha jika tidak memiliki niat, minat, dan keuletan. Artinya, kita harus terlebih dahulu membangun mental dan sikap sebagai seorang wirausahawan, apapun bidangnya serta besar dan kecilnya skala kegiatan usaha Anda.
Seorang wirausahawan tentu harus memahami setiap resiko yanga ada, mengingat ada banyak jenis usaha yang tidak memiliki kepastian apakah akan sukses atau tidak di masa yang akan datang. Selain itu, tugas kita sebagai seorang pengusaha tentunya akan lebih banyak dibandingkan mereka yang berprofesi sebagai karyawan biasa yang pekerjaannya sudah baku.

Ada dua macam pengusaha di dunia ini. Yang pertama adalah pengusaha yang mendapatkan warisan atau meneruskan kejayaan orang tuanya. Kedua, pengusaha yang merintis bisnisnya dari nol hingga berhasil.
Para pengusaha dari golongan pertama tentu lebih beruntung karena hanya perlu melanjutkan bisnis yang telah dibesarkan oleh orangtuanya. Lain halnya dengan penguasha golongan kedua, mereka sangat mengerti arti perjuangan dalam merintis bisnis dari bawah.
Tidak perduli pengusaha golongan pertama atau kedua, untuk menjadi seorang wirausahawan sukses bukanlah sesuatu yang bisa terjadi begitu saja. Di balik kesuksesan seorang pengusaha, pasti ada kerja keras, ketekunan, dan niat yang luar biasa dalam mencapai goal yang diinginkan.

Tips Singkat Berwirausaha Modal Kecil
Semua pengusaha sukses memiliki pola berpikir yang hampir sama, yaitu bahwa bisnis yang dijalankannya pasti akan mendapatkan profit. Wirausaha modal kecil juga bisa sukses di tengah gempuran para pebisnis besar. Berikut ini 3 tips singkat berwirausaha dengan modal kecil:
1. Ikuti Pola Pikir (mindset) Orang Sukses
Pola pikir kita sangat berpengaruh dan merupakan hal yang paling penting saat kita memulai usaha. Para wirausahawan sukses yang memulai karir bisnisnya dari bawah dituntut untuk kreatif dalam memulai dan mengembangkan usahanya.
Tidak ada kata menyerah dalam kamus mereka, selalu ada jalan ketika mereka menemukan kendala dalam berwirausaha. Mereka selalu menemukan terobosan baru dalam banyak hal yang berhubungan dengan usaha mereka. Semua terobosan dan ide itu mereka dapatkan dari proses membangun bisnis mereka yang penuh liku dan tantangan.
2. Modal Bukanlah Segalanya
Hal ini seringkali disebutkan oleh para pengusaha. Walaupun merupakan faktor penting, namun modal uang bukanlah segalanya untuk bisa sukses dalam dunia wirausaha.
Modal (uang) adalah sarana tapi bukan faktor penentu kesuksesan dalam berbisnis. Seorang wirausahawan yang sudah memiliki tekad kuat pasti akan menemukan banyak cara untuk mendapatkan modal usahanya.
3. Kerja Keras
Hal yang paling sering kita temukan dari seorang wirausahawan adalah etos kerjanya yang luar biasa. Mereka adalah pekerja keras dan selalu berusaha memberikan upaya terbaik dalam membangun bisnis mereka. Karena kebiasaan ini, mungkin mereka akan sakit bila tidak bekerja keras dalam sehari.
Selain pekerja keras, para pengusaha sukses juga terkenal dengan semangatnya, memiliki motivasi tinggi, tidak kenal putus asa, dan menyukai tantangan dan persaingan dalam berbisnis. Itulah sebabnya kenapa mereka selalu bisa melewati tantangan demi tantangan dalam berbisnis.

TUGAS KELOMPOK :
Bersama kelompokmu amatilah macam-macam wirausaha yang ada di sekitar tempat tinggalmu, diskusikan bersama kelompokmu :
- Peluang Usaha apa yang masih memiliki prospek yang bagus ?
- Bagaimana kelompok kalian menentukan peluang tersebut ?
- Bagaimana prosedur yang kalian pergunakan dalam menentukan pilihan tersebut ?




Senin, 29 Juli 2019

Membuat Kuesioner



Cara Membuat Kuesioner Penelitian

Kuesioner menjadi salah satu aspek penting dalam penelitian. Kuesioner ini merupakan wujud daripada metode pengumpulan data.
Dalam melakukan suatu penelitian, teknik pengumpulan data yang lazim digunakan adalah menggunakan kuesioner, yaitu daftar berisi pertanyaan-pertanyaan penelitian yang harus dijawab oleh responden. Meski terkesan mudah, sesungguhnya membuat kuesioner yang efektif cukup rumit; selain itu, dibutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar untuk menyebarkan kuesioner kepada responden. Anda perlu membuat kuesioner untuk mendukung proses pengumpulan data penelitian?

Pengertian Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Kuesioner juga dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi atau dijawab oleh responden atau orang yang akan diukur. Hal yang didapatkan melalui kuesioner adalah kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang, pengalaman, pengetahuan, dan lain sebagainya yang kita peroleh dari responden.

Pengertian Kuesioner Menurut Para Ahli
Berikut merupakan pengertian kuesioner menurut para ahli.
Dewa Ktut Sukardi (1983)
Pengertian kuesioner menurut Dewa Ktut Sukardi adalah suatu bentuk teknik alam pengumpulan data yang dilakukan pada metode penelitian dengan tidak perlu/wajib memerlukan kedatangan langsung dari sumber data.
Bimo Walgito (1987),
Menurut Bimo Walgito definisi kuesioner adalah daftar pertanyaan dalam penelitian yang diharuskan untuk dijawab oleh responden atau informan.

Tujuan Kuesioner
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah :
  • Mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian.
  • Mendapatkan data dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin.
Fungsi Kuesioner
Berikut ini merupakan fungsi kuesioner, antara lain :
  • Guna mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan catatan permanen.
  • Guna menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
  • Pembuatan evaluasi progam bimbingan.
  • Guna mengambil sampling sikap atau pendapat dari responden.
Jenis-Jenis Pertanyaan Dalam Kuesioner
Dalam kuesioner, pertanyaan-pertanyaannya dibedakan menjadi berikut.
Pertanyaan Tertutup (Closed Question)
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden. Responden hanya dapat memilih jawaban yang tertera pada kuesioner. Responden tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas yang mungkin dikehendaki oleh responden yang bersangkutan. Umumnya jenis kuesioner ini digunakan apabila masalahnya telah jelas.

Pertanyaan Terbuka (Open Question)
Pertanyaan terbuka adalah jenis pertanyaan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada responden untuk memberikan jawaban atau tanggapannya. Orang yang ingin mendapatkan opini biasanya menggunakan kuesioner jenis ini.

Pertanyaan Terbuka dan Tertutup (Open and Closed Question)
Pertanyaan terbuka dan tertutup adalah percampuran antara pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

Petunjuk yang dapat digunakan untuk memilih bahasa dalam kuesioner adalah sebagai berikut.
  1. Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin.
  2. Usahakan kata-kata yang digunakan tetap sederhana.
  3. Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidakjelasan dalam pilihan kata-kata.
  4. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
  5. Pertanyaan yang digunakan harus singkat.
  6. Jangan memihak responden dengan berbicara kepada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah.
  7. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Selain itu, hindari juga bias dalam pertanyaan-pertanyaan yang menyulitkan.
  8. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat, artinya orang-orang yang mampu merespon. Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
  9. Sebelum menggunakannya, pastikan terlebih dahulu bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat.
  10. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.
Kelebihan Metode Kuesioner
Berikut ini merupakan beberapa kelebihan metode kuesioner.
  1. Tidak membutuhkan kehadiran peneliti.
  2. Mampu dibagikan secara bersama-sama kepada seluruh responden.
  3. Waktunya fleksibel, tergantung waktu senggang responden.
  4. Dapat dibuat anonim atau tanpa nama sehingga responden tidak malu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
  5. Pertanyaan dapat distandarkan.
Kekurangan Metode Kuesioner
Berikut ini merupakan kekurangan metode kuesiner.
  1. Responden sering tidak teliti, terkadang ada pertanyaan yang terlewatkan.
  2. Responden sering tidak jujur meskipun anonim.
  3. Kuesioner sering tidak kembali apabila dikirim lewat pos atau jasa pengiriman Iainnya.
  4. Responden dengan tingkat pendidikan tertentu kemungkinan kesulitan mengisi kuesioner.
Skala dalam kuesioner
Pengertian penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut.

Berikut merupakan alasan penganalisis sistem mendesain skala.

Guna mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner.
Supaya responden memilih subjek kuesioner.
Bentuk skala pengukuran dibedakan menjadi 4 macam, yakni :

1. Nominal
Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah. Skala nominal berfungsi untuk mengklasifikasikan sesuatu. Pada umumnya semua analis dapat menggunakan skala jenis ini guna mendapatkan jumlah total untuk setiap klasifikasi.
Contoh skala Nominal adalah :
Apa pendidikan terakhir saudara ?
1 = SD 2 = SMP 3 = SMA/SMK 4 = Perguruan Tinggi

2. Ordinal
Skala ordinal hampir sama dengan skala nominal, yakni sama-sama memungkinkan dilakukannya klasifikasi. Perbedaan antara skala ordinal dan skala nominal adalah jika skala ordinal menggunakan susunan posisi. Skala jenis ini sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya.
Skala ordinal ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukkan kategori saja tetapi juga menunjukkan peringkat.
Contoh skala Ordinal adalah :
misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu nilai A, B, C, D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan seterusnya.

3. Interval
Skala interval mempunyai karakteristik, yakni interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.
Contoh skala Interval adalah :
contoh yang paling umum pada skala interval adalah suhu. Misalkan suatu ruangan memiliki suhu 0 Celcius, ini bukan berarti bahwa ruangan tersebut tidak ada suhunya.

4. Rasio
Skala rasio merupakan jenis skala yang paling jarang digunakan. Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio mempunyai nilai absolut nol.
Contoh skala Rasio adalah :
misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung adalah 95 cm. Bisa juga dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.

Tahapan dalam pembuatan sebuah kuesioner penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mendesain Kuesioner

1. Tentukan tujuan kuesioner. Data atau informasi apakah yang ingin Anda kumpulkan dari kuesioner tersebut? Apa tujuan utama penelitian Anda? Apakah kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang efektif untuk jenis penelitian Anda?
Tentukan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian adalah satu atau beberapa pertanyaan yang merupakan fokus utama dalam kuesioner Anda.
Kembangkan satu atau beberapa hipotesis yang ingin Anda uji. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner Anda harus diarahkan sedemikian rupa untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut.

2. Pilih tipe pertanyaan. Ada beberapa tipe pertanyaan yang lazim digunakan dalam kuesioner penelitian; setiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, serta sangat bergantung pada data atau informasi yang ingin Anda kumpulkan. Beberapa tipe pertanyaan yang lazim digunakan dalam kuesioner:
  • Pertanyaan dikotomis: pertanyaan dikotomis hanya mampu dijawab dengan “ya” atau “tidak”; terkadang, ada pula kuesioner yang menyediakan jawaban “setuju” atau “tidak setuju”. Tipe pertanyaan ini paling mudah untuk dianalisis, namun tidak bisa dijadikan alat ukur yang akurat dan mendetail.
  • Pertanyaan terbuka: pertanyaan terbuka mengizinkan responden untuk menguraikan jawaban. Secara umum, tipe pertanyaan ini berguna untuk memahami sudut pandang responden, namun sangat sulit untuk dianalisis. Tipe pertanyaan ini sebaiknya digunakan untuk menjawab pertanyaan “mengapa”.
  • Pertanyaan berupa pilihan berganda: tipe pertanyaan ini dilengkapi dengan tiga pilihan jawaban atau lebih yang saling bertentangan; responden kemudian diminta untuk memilih satu atau beberapa jawaban yang menurutnya paling sesuai. Pertanyaan berupa pilihan berganda dapat dianalisis dengan mudah, namun kemungkinan tidak melibatkan jawaban yang paling diinginkan responden.
  • Pertanyaan berupa skala ordinal/skala peringkat: Tipe pertanyaan ini meminta responden untuk mengurutkan pilihan jawaban yang disediakan. Misanya, responden mungkin diminta untuk mengurutkan lima buah pilihan jawaban dimulai dari yang kurang penting sampai paling penting. Tipe pertanyaan ini secara tidak langsung memaksa responden untuk mendiskriminasi pilihan-pilihan yang ada, namun tidak mampu menjelaskan alasan di balik pilihan responden.
  • Pertanyaan berupa skala bertingkat: tipe pertanyaan ini memungkinkan responden untuk menilai suatu isu berdasarkan skala ukur yang tersedia. Anda bisa menyediakan skala ukur berupa angka 1-5; angka 1 mewakili jawaban “sangat tidak setuju”, sementara angka 5 mewakili jawaban “sangat setuju”. Tipe pertanyaan ini sangat fleksibel, namun tidak mampu menjawab pertanyaan “mengapa”.
3. Kembangkan pertanyaan kuesioner Anda. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus jelas, ringkas, dan lugas. Pertanyaan yang tidak bertele-tele memungkinkan Anda untuk mendapatkan jawaban yang lebih akurat dari responden.
  • Tulis pertanyaan yang ringkas dan sederhana. Hindari membuat pertanyaan yang terlalu rumit atau sarat istilah teknis; dikhawatirkan, pertanyaan tersebut akan membingungkan responden dan mencegah mereka memberikan respons yang akurat.
  • Ajukan satu pertanyaan dalam satu kalimat tanya. Ini akan membantu menghindarkan responden dari kebingungan atau kesalahpahaman.
  • Waspadai pertanyaan yang bersifat personal atau sensitif seperti pertanyaan mengenai usia, berat badan, atau riwayat hubungan seksual responden.
  • Jika terpaksa harus menanyakan pertanyaan yang sensitif, setidaknya demografi data yang Anda kumpulkan harus dibuat anonim atau dienkripsi.
  • Tentukan apakah Anda akan menerima jawaban seperti “Aku tidak tahu” atau “Pertanyaan ini tidak cocok/tidak berlaku untukku”. Meski memberikan kesempatan kepada responden untuk tidak menjawab pertanyaan yang tidak ingin mereka jawab, pilihan semacam ini nantinya dapat mengacaukan proses analisis data Anda.
  • Letakkan pertanyaan yang paling penting di awal kuesioner. Seiring berjalannya waktu, perhatian dan fokus responden dapat dengan mudah teralihkan. Agar Anda tetap memperoleh data yang penting dan dibutuhkan, gunakan metode ini.
4. Batasi panjang kuesioner. Buat kuesioner Anda sesingkat dan selugas mungkin, terutama karena orang-orang cenderung lebih nyaman mengisi kuesioner yang singkat. Meski demikian, pastikan kuesioner Anda tetap komprehensif dan membantu Anda mendapatkan berbagai informasi penting yang diperlukan. Jika mampu membuat kuesioner yang hanya terdiri dari 5 pertanyaan, mengapa tidak?
  • Ajukan pertanyaan yang benar-benar relevan dengan pertanyaan penelitian Anda. Ingat, kuesioner tidak ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai responden!
  • Hindari pertanyaan yang kurang jelas atau bertele-tele; pastikan Anda tidak membingungkan responden!
5. Identifikasi demografi target responden. Apakah ada kelompok tertentu yang menjadi target responden Anda? Agar penelitian lebih terarah, ada baiknya Anda terlebih dahulu menentukan demografi target responden sebelum menyebarkan kuesioner.
  • Pertimbangkan jenis kelamin target responden Anda. Apakah kuesioner tersebut diperuntukkan bagi pria dan wanita? Atau penelitian Anda memang hanya membutuhkan responden pria?
  • Tentukan usia target responden Anda. Apakah Anda hanya membutuhkan informasi dari orang dewasa? Atau juga dari remaja dan anak-anak? Sebagian besar kuesioner menargetkan responden dengan rentang usia tertentu yang dianggap lebih relevan dengan topik penelitiannya.
  • Pertimbangkan untuk memasukkan rentang usia dalam demografi target responden Anda. Misalnya, orang-orang yang berusia 18-29 tahun dikelompokkan dalam kategori dewasa muda; sementara itu, orang-orang yang berusia 30-54 tahun dikelompokkan ke dalam kategori dewasa; dan orang-orang yang berusia di atas 55 tahun dikelompokkan ke dalam kategori manula. Niscaya, Anda akan mendapatkan lebih banyak responden jika tidak menentukan satu target usia yang spesifik.
  • Pikirkan kriteria apa lagi yang bisa Anda masukkan dalam demografi target responden. Apakah responden Anda harus bisa mengendarai mobil? Apakah mereka harus memiliki asuransi kesehatan? Apakah mereka harus memiliki anak yang berusia di bawah 3 tahun? Pastikan Anda menentukan kriteria sejelas-jelasnya sebelum menyebarkan kuesioner.
6. Pastikan Anda mampu melindungi kerahasiaan responden. Tentukan rencana perlindungan data responden bahkan sebelum Anda membuat kuesioner; ini merupakan salah satu tahap terpenting yang tidak boleh Anda lewatkan.

  • Pertimbangkan untuk membuat kuesioner anonim; dengan kata lain, tidak perlu meminta responden menuliskan nama mereka di dalam kuesioner. Ini adalah langkah sederhana untuk melindungi kerahasiaan mereka, meski terkadang identitas mereka tetap akan terlihat dari informasi lainnya (seperti usia, fitur jasmaniah, atau kode pos).
  • Pertimbangkan untuk memberikan identitas baru bagi setiap responden Anda. Berikan identitas berupa deretan nomor unik untuk setiap lembar kuesioner yang sudah diisi oleh responden), dan rujuk responden Anda hanya dengan identitas baru tersebut. Hapus atau sobek berbagai identitas personal yang dituliskan responden.
  • Ingat, tidak dibutuhkan terlalu banyak informasi untuk mengidentifikasi identitas seseorang. Kemungkinan besar, orang-orang enggan menjadi responden penelitian karena alasan tersebut; jika memungkinkan, pastikan Anda tidak menanyakan terlalu banyak informasi personal agar mampu meraih lebih banyak responden.
  • Pastikan Anda menghapus seluruh data (terutama informasi responden) setelah penelitian Anda selesai.

2. Teknik Pembuatan Kuesioner

Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuisioner, maka senantiasa perlu diingat agar pertanyaan-pertanyaan memang langsung berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian.

Jika variabel penelitian sudah jelas, maka pertanyaan pun menjadi jelas (baca juga : Indeks dan Skala). Ini tentunya berkaitan dengan kemampuan teknis pembuatan kuisioner, walaupun titik tolaknya adalah variabel penelitian yang jelas dan relevan. Sebaliknya, jika variabel penelitian masih kabur dalam pikiran peneliti, pertanyaan-pertanyaan juga akan kabur dan mungkin sekali dimasukan banyak pertanyaan yang tidak relevan. Kekaburan dan kekacauan tersebut akan menimbulkan masalah yang berlarut-larut pada analisa data dan penulisan hasil penelitian.

Beberapa cara pemakaian kuisioner
  1. Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
  2. Kuisioner diisi sendiri oleh kelompok. Misal, seluruh murid dalam satu kelas dijadikan responden dan mengisi kuisioner secara serentak
  3. Wawancara melalui telpon. Cara ini sering dilakukan dilazim Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya, tetapi tidak lazim di negara-negara berkembang. Prosedur ini lebih murah daripada wawancara tatap muka dan adakalanya orang tidak bersedia didatangi tapi bersedia diwawancarai melalui telpon
  4. Kuisioner diposkan, dilampirkan amplop dan dibubuhi perangko, untuk dikembalikan oleh responden setelah diisi. Cara ini dapat dilakukan untuk kuisioner yang pendek dan mudah dijawab, tetapi mungkin cukup besar proporsi yang tidak dikembalikan oleh responden.
Jenis Pertanyaan
1. Pertanyaan tertutup. Kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain.
  • Misal : “Apakah saudara pernah mendengar tentang Produk Kreatif ?”
  • Opsi jawaban : 1. Pernah            2. Tidak pernah
2. Pertanyaan terbuka. Kemungkinan jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawaban.
  • Misal : “Menurut pendapat kamu, apa yang paling menarik sekolah di SMK ?”
3. Kombinasi tertutup dan terbuka. Jawabanya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
  • Misal : “Apakah kamu menyukai Praktek Kerja Industri (Prakerin) ?”
  • Opsi jawaban : 1. Suka        2. Tidak Suka        (Jika suka) Apa yang menarik saat Prakerin ?
4. Pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan semi terbuka, jawabanya sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan jawaban tambahan.
  • Misal : “Apa yang akan kamu lakukan setelah lulus sekolah SMK ?”
  • Opsi jawaban : Melamar Kerja    (1) Wirausaha  (2) Kuliah    (3)  Lainnya . . . (sebutkan)
Petunjuk membuat pertanyaan
1. Gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh semua responden. Hindarkan istilah yang hebat tetapi kurang atau tidak dimengerti responden.
  • Misal : “Bagaimana status perkawinan Bapak?” lebih baik “Apakah bapak sudah beristri?”
2. Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus.
  • Misal : “Berapa orang berdiam di sini?”
  • Apakah yang dimaksud “di sini” adalah bangunan, rumah atau yang lain? Arti kata “di sini” harus dijelaskan dan konsisten.
3. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
  • Misal : “Apakah saudara mau mencari pekerjaan di kota?” Lebih baik “Apakah saudara mencari pekerjaan? Kalau jawaban “Ya”, kemudian ditanyakan “Di mana saudara ingin bekerja?”
4. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
  • Misal : “Pada waktu senggang, apakah saudara mendengarkan radio atau melakukan yang lain?” Lebih baik “Apakah yang saudara lakukan pada waktu senggang?”
5. Pertanyaan harus berlaku untuk semua respoden
  • Misal : “Apakah pekerjaan saudara sekarang?” Ternyata dia menganggur. Seharusnya ditanyakan terlebih dahulu “Apakah saudara bekerja?” Kalau jawabannya “Ya” lalu ditanyakan “Pekerjaan saudara?”
Susunan pertanyaan
Pertanyaan dikelompokan sesuai dengan tujuan penelitian, dimulai dengan identitas yang berisi :
(1) nama responden
(2) tempat tinggal
(3) nama pewawancara
(4) tanggal wawancara.
Lalu disusul dengan pertanyaan tentang ciri-ciri demografi : jenis kelamin, usia, pendidikan, status, dll.
Dalam pola penyusunan kuisioner penelitian diserahkan kepada peneliti bagaimana pengelompokan pertanyaan itu dilakukan, sejauh mana peneliti ingin mengeksplorasi suatu informasi spesifik dari responden. Yang perlu diperhatikan ialah urutan yang cukup runut dan juga dimana ditempatkan pertanyaan yang sensitif. Pertanyaan sensitif tidak ditempatkan dibagian muka karena dapat segera mempengaruhi suasana wawancara. Biasanya pertanyaan semacam ini ditempatkan dibelakang, tetapi bukan pada penutup supaya wawancara tidak diakhiri dengan perasaan kurang baik.

Bentuk fisik kuesioner
Kuesioner sebaiknya rapi, jelas dan mudah digunakan. Menyusun kuisioner yang baik memerlukan lebih banyak waktu tetapi secara keseluruhan akan menghemat waktu. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Ukuran kertas dan jenis kertas
  2. Diisi bolak balik atau tidak
  3. Pembagian ruangan tidak bersempit-sempit. Sisi kiri dan kanan cukup longgar
  4. Nomor urut pertanyaan. Nomor urut dari mula sampai akhir atau tiap kelompok mempunyai nomor sendiri. Berdasarkan pengalaman, kami menyarankan sistem nomor urut dari mula sampai akhir
  5. Penggunaan huruf besar, huruf kecil dan huruf miring
  6. Tanda panah atau kotak pertanyaan
  7. Kotak kolom (Pembuatan kotak kolom akan menghemat waktu dan tenaga pada tahap berikutnya)
  8. Untuk menghindarkan salah ambil, kuisioner dibuat berlainan warna untuk respoden pria atau wanita. Umpamanya, satu halaman muka dibuat berwarna biru untuk pria dan merah jambu untuk kuisioner wanita.

Pretest atau Survey Pendahuluan
Pretest dilakukan untuk menyempurnakan kuisioner. Melalui pretest akan diketahui berbagai hal :
  1. Apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan. Pertanyaan tertentu mungkin tidak relevan untuk masyarakat yang diteliti, karena itu perlu dihilangkan.
  2. Apakah pertanyaan tertentu perlu ditambahkan. Adakalanya terlupa memasukan pertanyaan yang perlu dimasukan.
  3. Apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden dan apakah pewawancara dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan mudah.
  4. Apakah urutan pertanyaan perlu diubah.
  5. Apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperlunak dengan mengubah bahasa.
  6. Berapa lama wawancara memakan waktu.
Berapakah jumlah responden untuk pretest? Untuk penentuan jumlah tidak ada patokan pasti dan tergantung pada homogenitas responden. Untuk pretest biasanya sebanyak 30 s.d 50 orang sudah mencukupi dan dipilih responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya diteliti. Pretest dilaksanakan di luar daerah penelitian.

Pedoman pengisian kuisioner
Pedoman pengisian kuisioner merupakan pegangan bagi pewawancara. Dalam pedoman pengisian kuesioner, tiap pertanyaan yang diajukan diberi keterangan yang jelas dan terinci. Juga dicantumkan jawaban yang diharapkan, terutama pada pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi terbuka.

Penggunaan bahasa
Kuesioner di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini perlu ditinjau karena kebanyakan responden, terutama di pedesaan, tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan pewawancara tidak dapat diharapkan menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan memang terjawab, tetapi sampai dimanakah reliabilitas dan validitas dari respon tersebut? Distorsi-distorsi dalam pengertian mudah terjadi, begitu pula dapat timbul perasaan yang kurang enak bagi responden karena pemilihan kata yang kurang tepat. Wawancara juga dapat tersendat-sendat karena pewawancara kurang lancar menerjemahkan di hadapan responden. Apabila karena alasan waktu dan kuisioner tidak mungkin diterjemahkan, maka coaching bahasa setidaknya dapat dilakukan dan pewawancara mempunyai satu eksemplar kuisioner dalam bahasa daerah dan pedoman wawancara yang sudah dibuat dapat dijadikan acuan juga bagi pewawancara dalam memandu selama proses wawancara berlangsung.

Teknik penyusunan kuesioner merupakan bagian yang sangat vital dalam model penelitian survey. Seperti telah kita ketahui bersama dalam artikel yang sudah dibahas terkait dengan “Indeks dan Skala”, secara riil tercermin dalam bentuk kuesioner penelitian yang disusun. Semakin baik konsep yang dimiliki tentang masalah penelitian (Teori dasar penelitian dan operasional variabel penelitian) seharusnya akan mempermudah peneliti dalam penyusunan kuesioner yang baik bagi penelitian dan bagi responden, sehingga data dan informasi yang terkumpul memuaskan dalam menggambarkan dan membuktikan phenomena yang sedang diteliti oleh peneliti. SELAMAT MENELITI!!!













Minggu, 28 Juli 2019

Produksi Massal (Mass Production)
















Produksi Massal (Mass Production)

Secara etimologis, kata “Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “To Produce” yang artinya menghasilkan. Jadi, arti kata produksi adalah suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa melalui proses tertentu.

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills) (Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980, Hal 7.

Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran. (Partadireja, Ace, Pengantar Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1985, Hal 21)

Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. (Sumiarti, Murti et, al., Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi II, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1987, Hal 60.)


Fungsi Produksi :
1. Menciptakan Nilai Guna, Suatu bahan baku yang tadinya tidak mempunyai nilai guna kemudian diproses sehingga memiliki nilai guna.
2. Menambah Nilai Guna, Suatu barang yang awalnya telah mempunyai kegunaan tertentu sehingga memiliki nilai guna tambahan.


Faktor-Faktor Produksi
Faktor Produksi adalah semua sumber daya yang bisa digunakan dalam kegiatan produksi, yaitu untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang maupun jasa.
Secara sederhana, pengertian faktor produksi adalah semua hal yang dibutuhkan oleh produsen agar dapat melakukan kegiatan produksi dengan baik dan lancar.

Saat ini, ada 5 hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu:
  1. Sumber daya alam/ fisik (Physical Resources), adalah faktor produksi yang bersumber dari kekayaan alam.
  2. Sumber daya manusia/ Tenaga kerja (Labor), adalah faktor produksi yang melakukan kegiatan produksi, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Di dalam faktor ini terdapat beberapa unsur penting, seperti unsur fisik, pikiran, serta kemampuan dan keahlian.
  3. Modal (Capital), adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam bahasa Inggris modal disebut dengan capital, yaitu barang yang dihasilkan oleh alam atau manusia untuk membantu memproduksi barang lainnya yang dibutuhkan manusia dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
  4. Kewirausahaan (Entrepreneurship), adalah suatu kemampuan yang ada di dalam diri seseorang dalam menggunakan faktor-faktor produksi sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. 
  5. Sumber daya informasi (Information Resources), IRM (Information Resources Management) adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen.
Beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha dalam proses produksi adalah:
  1. Perencanaan (Planning)
  2. Pengorganisasian (Organizing)
  3. Penggerakan (Actuating)
  4. Pengawasan (Controling)
Kemajuan teknologi informasi di era globalisasi berperan besar dalam kegiatan produksi. Ini meliputi keseluruhan informasi dan data yang diperlukan oleh perusahaan untuk mengoperasikan bisnisnya.
Adapun beberapa informasi dan data tersebut adalah:

  1. Prediksi kondisi pasar di masa depan
  2. Data dan informas ekonomi
  3. Pengetahuan karyawan
  4. Dan lain-lain
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan salah satu hal yang penting dalam manajemen perusahaan. Dengan melakukan perencanaan yang tepat pada proses produksi maka dapat menimbulkan efisiensi yang tinggi dan mampu meningkatkan pendapatan perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan kurang mampu melakukan perencanaan produksi dengan baik maka akan menimbulkan suatu keterlambatan supply dan biaya yang harus dikeluarkan menjadi tinggi. Perencanaan produksi pada dasarnya berkaitan dengan kapasitas produksi, sumber daya yang tersedia mulai dari hal material, peralatan pendukung, dan lain sebagainya.
Dimana dalam melakukan perencanaan produksi sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil analisa dari permintaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Hal itu menghindari terjadinya kesenjangan antara produk yang diminta di pasar dengan produk yang di produksi oleh perusahaan. Sehingga perlu melakukan tindakan untuk mensinkronisasi antara perencanaan produksi dengan rencana penjualan yang berdasarkan marketing forecast. Dari marketing forecast tersebut maka dapat dilakukan proses perhitungan kebutuhan bahan, kapasitas produksi yang dibutuhkan, dan hal pendukung lainnya yang diperlukan dalam perencanaan produksi agar kualitasnya terjamin dan tepat.

Cara Melakukan Perencanaan Produksi 
Menurut British Standart Institute, ada 4 langkah atau teknik untuk proses perencanaan dan kontrol sebuah produksi. Keempat tahapan atau langkah-langkah dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah:

  1. Routing
  2. Penjadwalan
  3. Despatching, dan
  4. Tindak lanjut

1 . Routing
Routing adalah langkah pertama dalam perencanaan produksi dan kontrol. Routing dapat didefinisikan sebagai proses penentuan jalur (rute) pekerjaan dan urutan operasi. Routing perbaikan yang digunakan:
a. Kuantitas dan kualitas produk
b. Para manusia, mesin, bahan, dan hal lain yang akan digunakan
c. Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur, dan
d. Tempat produksi

Singkatnya, routing yang menentukan ‘Apa’, ‘Berapa banyak’, ‘Dengan yang’, ‘Bagaimana’ dan ‘Dimana’ untuk menghasilkan. Routing mungkin sama baiknya antara yang sederhana atau kompleks. Hal ini tergantung pada sifat produksi. Dalam produksi terus menerus lebih baik memakai yang otomatis, memakai routing yang sederhana. Namun, dalam job order, routing kompleks diperlukan.

Routing dipengaruhi oleh faktor manusia. Oleh karena itu, harus mengenali kebutuhan manusia, keinginan dan harapan. Hal ini juga dipengaruhi oleh  layout, karakteristik peralatan, dan lain sebagainya. Tujuan utama dari routing untuk menentukan (fix) terbaik dan termurah urutan operasi dan untuk memastikan bahwa urutan ini dapat diterapkan di pabrik.

Routing memberikan metode yang sangat sistematis untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi . Hal ini membuat halus dan bekerja efisien . Hal ini menyebabkan pemanfaatan optimal sumber daya , yaitu  manuasia, mesin , bahan , dll Hal ini menyebabkan pembagian kerja . Ini memastikan aliran kontinu bahan tanpa backtracking . Ini akan menghemat waktu dan ruang . Itu membuat pekerjaan mudah bagi para insinyur produksi dan mandor . Ia memiliki pengaruh yang besar pada desain bangunan pabrik dan mesin terpasang .

Jadi, routing merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol. Perencanaan produksi dimulai dengan itu. Baca artikel tentang prosedur routing dalam produksi.

2 . Penjadwalan
Penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan produksi dan kontrol. Muncul setelah routing.
Penjadwalan berarti:
a. Memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
b. Mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas
c. Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi

Penjadwalan ini juga dilakukan untuk bahan, suku cadang, mesin, dan lainnya. Elemen waktu yang diberikan kepentingan khusus dalam penjadwalan. Ada berbagai jenis jadwal, yaitu jadwal Guru, jadwal Operasi dan jadwal harian.
Penjadwalan membantu untuk memanfaatkan secara optimal waktu. Ia melihat bahwa setiap bagian dari pekerjaan dimulai dan selesai pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Ini membantu untuk menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan dalam waktu. Ini membawa waktu koordinasi dalam perencanaan produksi. Semua ini membantu untuk mengantarkan barang kepada pelanggan dalam waktu. Hal ini juga menghilangkan kapasitas menganggur. Itu membuat tenaga kerja terus menerus digunakan.

Jadi, penjadwalan merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol. Hal ini penting dalam sebuah pabrik, di mana banyak produk yang diproduksi pada saat yang sama.

3 . Dispatching
Dispatching adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah tindakan, melakukan atau tahap implementasi. Muncul setelah routing dan penjadwalan. Dispatching berarti memulai proses produksi. Ini memberikan kewenangan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan. Hal ini didasarkan pada rute.
Dispatching meliputi:
1. Perihal bahan, alat, perlengkapan, dan lain sebagainya. Yang diperlukan untuk produksi yang sebenarnya
2. Perihal perintah, instruksi, gambar, dan lainnya untuk memulai pekerjaan
3. Memelihara catatan yang tepat dari awal dan menyelesaikan setiap pekerjaan tepat waktu
4. Pindah pekerjaan dari satu proses ke proses lainnya sesuai jadwal
5. Memulai prosedur kontrol
6. Mencatat waktu idle mesin

4 . Tindakan Lanjutan
Tindak lanjut atau Expediting adalah langkah terakhir dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi hasil. Tindak lanjut menemukan dan menghilangkan cacat, penundaan, keterbatasan, kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses produksi. Ini mengukur kinerja aktual dan membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan. Ia memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan dan kemacetan. Catatan tersebut digunakan di masa depan untuk mengontrol produksi.

Tindak lanjut dilakukan oleh ‘Expediters’ atau ‘Stock Chaser‘. Tindak lanjut yang diperlukan ketika produksi menurun bahkan ketika ada routing yang tepat dan penjadwalan. Produksi dapat terganggu karena breakdowns mesin, kegagalan listrik, kekurangan bahan, pemogokan, absensi, dan lainnya. Tindak lanjut menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.


Produksi Massal
Produksi  masal  adalah  nama  yang  diberikan  kepada  sebuah  metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya  yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.

Kustomisasi Massal (Mass Customization)
Dulu era manufaktur kerajinan, produk sangat terbatas sekali. Setiap barang di produksi sedikit variasi (low variety) dengan harga tinggi (high price) bahkan setiap produksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Lalu dengan munculnya revolusi industri, munculnya mesin-mesin produksi. manufaktur pindah dari era kerajinan ke era produksi massal (Mass Production). Produksi massal (Mass Production) membuat produk yang macamnya terbatas (low variety) namun harga murah (low price) serta waktu produksi yang lebih cepat. Saat ini ada sebuah era baru yang muncul dan itu disebut Kustomisasi Massal (Mass Customization).
Menurut Laudon (2010), mass customization adalah kemampuan untuk menawarkan produk atau jasa yang disesuaikan secara individu dengan menggunakan sumber daya produksi yang sama seperti mass production. Mass Customization membuat produk lebih variatif (High variety) dengan harga murah (low price). Mass Customization dapat menyesuaikan produk dengan cepat bagi nasabah individu maupun untuk pasar ceruk (niche), produksi efisiensi dari produksi massal dan waktu produksi lebih cepat. Menggunakan prinsip yang sama, mass customization merupakan Build-to-Orde, produk yang disesuaikan namun dapat diproduksi secara massal pula.

4 (empat) pendekatan dalam customization :
1. Customizers Kolaboratif, yaitu pendekatan dimana pelanggan/individu melakukan dialog untuk membantu mengartikulasikan kebutuhan mereka dan untuk membuat produk yang disesuaikan untuk mereka. Contoh : Salon Rambut, pelanggan dapat konsultasi atau berdialog mengenai jenis/type potongan rambut yang diinginkan.
2. Customizers Adaptive, manufactur menawarkan produk standar, namun masih dapat disesuaikan. Produk dirancang dalam bentuk standar tersebut dibuat sedemikan rupa sehingga pengguna masih dapat mengubahnya sendiri. Contoh : Handphone, dengan membenamkan teknologi didalamnya setiap customer dapat menambahkan fungsi dalam produk tersebut.
3. Customizer Cosmetic, yaitu menyajikan produk standar berbeda untuk berbeda pelanggan. Pendekatan kosmetik tepat ketika pelanggan menggunakan produk yang sama dan hanya berbeda dalam bagaimana mereka ingin disajikan. menawarkan standar yang dikemas khusus untuk setiap pelanggan. Contoh : Gula yang dikemas dalam packing ½ kg, 1 kg, 2 kg, sehingga pelanggan mempunyai pilihan.
4. Customizer Transparan, menyediakan pelanggan dengan produk/layanan unik tanpa membiarkan mereka mengetahui secara eksplisit bahwa produk-produk dan jasa telah disesuaikan untuk mereka. Pendekatan transparan untuk kustomisasi tepat ketika kebutuhan spesifik pelanggan dapat diprediksi dengan mudah atau dapat disimpulkan dan terutama ketika pelanggan menyatakan kebutuhan mereka berulang kali.

Contoh : Mobil, dibuat dengan warna yang berbeda yang didasarkan pada keinginan banyak individu yang diikuti oleh banyak manufaktur. Seluruh perusahaan di dunia saat ini menyadari kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pelanggan. Dalam keinginan perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, mendorong banyak perusahaan terpaksa menciptakan program-program baru dan prosedur untuk memenuhi setiap permintaan pelanggan. Dalam melakukan Mass Custimization, bagaimana perusahaan memberikan nilai yang unik/nilai tambah suatu produk sesuai keinginan pelanggan namun dengan cara yang efisien. Teknologi informasi tepat guna dan proses kerja yang fleksibel memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan barang atau jasa bagi pelanggan perorangan dalam volume tinggi dan dengan harga yang relatif biaya rendah. Sehingga perusahaan lebih kompetitif dalam memenuhi keinginan setiap pelanggan serta mampu menang dalam persaingan global.

Proses Produksi
Pengertian proses produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan berbagai faktor produksi yang ada dalam upaya menciptakan suatu produk, baik itu barang atau jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen.

Proses produksi disebut juga sebagai kegiatan mengolah bahan baku dan bahan pembantu dengan memanfaatkan peralatan sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai dari bahan awalnya.

Hasil dari kegiatan produksi adalah barang dan jasa. Barang merupakan sesuatu yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta mempunyai masa waktu. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta tidak mempunyai jangka waktu antara produksi dengan konsumsi.

Adapun beberapa tujuan proses produksi adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menghasilkan suatu produk (barang/ jasa).
  2. Untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu perusahaan.
  3. Untuk memberikan nilai tambah/ value terhadap suatu produk.
  4. Untuk mendapatkan keuntungan sehingga tercapai tingkat kemakmuran yang diinginkan.
  5. Untuk mengganti produk yang rusak, kadaluarsa, atau telah habis.
  6. Untuk memenuhi permintaan pasar, baik pasar domestik maupun internasional.